Selasa, 06 November 2012

Bab 4 Puppha Vagga – Bunga-bunga (Bagian 2)

Seseorang hendaknya mengendalikan dirinya, menguatkan pikiran sehingga tidak goyah dan hiduplah ditengah masyarakat dengan tidak merugikan orang lain. Semoga bermanfaat.



Kematian mengalahkan mereka yang tidak sadar 

4. Dhammapada 47

Orang yang mengumpulkan bunga-bunga nafsu yang pikirannya selalu goyah, kematian menyeretnya seperti banjir yang menghanyutkan desa yang tertidur. 

Minggu, 04 November 2012

Bab 4 Puppha Vagga – Bunga-bunga (Bagian 1)

Sesungguhnya badan ini tidak kekal. Karena itu,  hendaknya didalam kehidupan ini kita berjuang untuk mengalahkan nafsu. Semoga bermanfaat


Orang Suci mengalahkan diri sendiri 
1. Dhammapada 44

Siapakah yang sanggup mengerti dunia (diri) ini, beserta alam yama, dunia ini termasuk para dewa? siapakah yang akan menelusuri lebih mendalam Jalan Kebajikan dan sempurna, mereka seperti seorang ahli (merangkai bunga) memilih bunga? 

Sabtu, 27 Oktober 2012

Bab 3 Citta Vagga – Pikiran (Bagian 4)

Pikiran yang sehat itu perlu dipelihara, karena pikiran yang sehat merupakan kawan yang setia. Semoga Bermanfaat.

Pikiran yang sakit adalah musuh paling berbahaya 
10. Dhammapada 42 
Betapapun (berbahayanya) dua orang saling bermusuhan atau saling membenci, -- pikiran yang sakit akan lebih berbahaya. 
“Pikiran sakit adalah yang mengarah pada sepuluh perbuatan jahat – (1) membunuh, (2) mencuri, (3) perilaku seks yang salah, (4) berbohong, (5) memfitnah, (6) berbicara kasar, (7) omong kosong, (8) tamak, (9) itikad jahat, dan (10) pandangan keliru.” 


Jumat, 26 Oktober 2012

Bab 3 Citta Vagga – Pikiran (Bagian 3)

Tubuh ini sebentar lagi akan terbujur kaku tak berguna karena itu janganlah terikat kepadanya. Semoga bermanfaat,

Perkuat pikiranmu dan jangan terikat pada jasmani 
8. Dhammapada 40 
Menyadari bahwa tubuh ini (rapuh) seperti tempayan; memperkuat pikiran ini (kokoh) seperti benteng kota; hendaklah ia menumpas Mara dengan senjata kebijaksanaan; hendaknya ia menjaga apa yang telah dicapainya, dan hidup tanpa ikatan lagi.

Kamis, 25 Oktober 2012

Bab 3 Citta Vagga – Pikiran (Bagian 2)

Ia yang pikirannya telah terkendali akan terbebas dari belenggu nafsu. Bagi mereka yang pikirannya terkendali dan tidak ternoda oleh kebencian, tidak akan ada lagi rasa takut. Semoga Bermanfaat.

Jagalah pikiranmu. 
4. Dhammapada 36 
Pikiran itu sulit dicermati, teramat halus, mengembara sesukanya. Para bijaksana menjaganya; pikiran yang terjaga baik akan membawa kebahagiaan. 

Ia yang terkendali pikirannya, akan terbebas 
5. Dhammapada 37 
Jauh sungguh, pikiran mengembara sendirian, tak berwujud, tersembunyi di dalam lubuk hati. Itulah pikiran. Mereka yang bisa menjinakkannya, niscaya terbebas dari belenggu Mara. 

Rabu, 24 Oktober 2012

Bab 3 Citta Vagga – Pikiran (Bagian 1)

Nafsu bersumber dari pikiran, dan pikiran itu sungguh tidak tetap dan berubah-ubah, menggelepar seperti ikan yang dikeluarkan dari dalam air. Sadari hal tersebut dan kendalikanlah. Semoga bermanfaat

Taklukanlah Pikiran yang Menggelepar 
1. Dhammapada 33
Pikiran itu sungguh tidak tetap dan berubah-ubah, sukar dikendalikan dan sulit dijaga, orang bijaksana meluruskannya, seperti membuat panah meluruskan sebatang anak panah.

Selasa, 23 Oktober 2012

Bangga Atas Kejujuran


Dua orang pemburu terlibat dalam perkara di pengadilan satu melawan yang lain. Salah satu dari mereka bertanya kepada para pembelanya, apakah tidak baik menghadiahkan sepasang ayam hutan kepada hakim, pembela terkejut. “Hakim itu sangat bangga karena ia tidak mau korupsi,” katanya. “Tindakan seperti itu akan berakibat sebaliknya daripada yang kau harapkan.”

Sesudah perkaranya selesai – dan menang- pemburu itu mengundang pembelanya untuk makan bersama dan mengucapkan terima kasih kepadanya atas nasehatnya berhubungan dengan ayam hutan itu. “Tahu, saya mengirimkan ayam hutan itu kepada hakim, “ katanya “ Tetapi atas nama lawan kita.”