Perkawinan raja Bali dengan Putri Raja dari Jawa mempengaruhi penyebaran Hindu di Bali. Penyerangan oleh Jawa terhadap Sriwijaya membawa dampak yang serius Bagi pulau Jawa. Bagaimanakan kisahnya? Mari kita simak penulisan George Coedes berikut ini. Semoga bermanfaat.
Arca Siwa Mahadewa |
Pulau
Bali, mulai abad ke 8 dan 9 M memperlihatkan tanda-tanda Buddhisme yang
barangkali berasal dari Jawa atau Sumatera namun ada juga sumbangan langsung
dari India. Tidak lama sebelum Mpu Sindok naik tahta, di Bali tampak muncul
sumber-sumber pertama yang bertanggal prasasti tahun 869 dan 911 M yang tidak
menyebut nama raja, namun yang dari tahun 914 M memuat nama Adhipati Sri Kesari
Warmadewa.
Tahun
berikutnya muncul prasasti-prasasti yang pertama dari Sri Ugrasena (915 – 939
M), yang memerintah di Singhamandawa atau Singhadwalapura. Prasasti-prasasti
itu mengungkapkan suatu masyarakat Hindu-Bali, terlepas dari Jawa, yang memakai
dialek khusus pulau itu dan memeluk sekaligus Siwaisme dan Buddhisme.
Pada
tahun 953 M, sebuah prasasti menyebutkan seorang raja yang salah satunya
bernama Agni. Mulai tahun 955 M, epigrafi Bali dikeluarkan oleh suatu dinasti
yang raja-rajanya memakai nama-nama berakhiran Warmadewa.
Reruntuhan Situs Budda di Bali |
Pada
tahun 989 sampai tahun 1.011 M, prasasti-prasasti memuat nama Raja Udayana
(Dharmodayanawarmadewa) dan ratu Mahendradata yang merupakan cucu dari Mpu
Sindok. Perkawinan dengan orang Jawa itu mengakibatkan masuknya Hinduisme
secara lebih berkesan ke Bali, masuknya kebudayaan Jawa, dan terutama
Tantrisme. Hasil lainnya adalah kelahiran Airlangga pada tahun 1.001 M yang
merupakan bakal raja-raja Jawa.
Mari
kita kembali ke Jawa. Kira-kira tahun 990 M, seorang putra atau menantu
Makutawamsa (Makutamasawardana adalah Putra dari Isanatungawijaya atau saudara
laki-laki Mahendradata), yaitu Dharmawamsa Teguh Anantawikrama menaiki tahta
dan melancarkan serangan politik agresif terhadap Sriwijaya. Itulah apa yang
tampil dari keterangan yang diberikan pada tahun 992 M di Kanton China oleh
utusan-utusan dari Jawa dan Sriwijaya, yang menceritakan tentang penyerbuan
She-p’o (Jawa) atas San-fo-Ch’I (Sriwijaya) dan permusuhan yang terus menerus
antara kedua negeri itu. Akibat dari serangan tersebut mungkin sekali terjadi
serangan balasan dari pihak kerajaan Sriwijaya di Sumatera. Mungkin ini
merupakan alasan yang kuat untuk menganggap bahwa kerajaan Sumatera ini
bertanggungjawab atas ekspedisi tahun 1.016 s.d. 1.017 M, dan atas kematian
raja Jawa dan kehancuran tempat tinggalnya.
Dari sejarah, kita belajar masa lalu, merencanakan masa depan, pijakkan tindakan saat ini. Semoga Damai Selalu didalam LindunganNya.
Sumber: buku karya George Coedes “Asia Tenggara Masa Hindu Budha”
Artikel ini merupakan kelanjutan dari Artikel " Negeri San-fo-ch’I atau kerajaan Sriwijaya di
Sumatera (Abad ke 9 s.d. 10)"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar