Jumat, 21 September 2012

Dewa dan Bhatara

Umat Hindu memuja banyak Tuhan yaitu Para Dewa! Benarkah demikian? Mari kita simak penjelasan dari Sang Guru mengenai hal itu. Semoga Bermanfaat.
“Tidak anakku, Sang Hyang Widhi tidak sama dengan Dewa atau Bhatara.
Sinar
Dewa adalah perwujudan sinar suci dari Sang Hyang Widhi yang memberikan kekuatan suci guna kesempurnaan hidup mahluk. Dewa itu bukannya Sang Hyang Widhi Wasa, ia hanyalah merupakan sinarNya. Kata Dewa berasal dari bahasa sansekerta DIV yang artinya sinar, jadi Dewa berarti bersinar.
Sedangkan Bhatara yaitu prabawa (manifestasi) dari kekuatan Sang Hyang Widhi untuk memberi perlindungan terhadap ciptaannya. Kata Bhatara berasal dari kata sansekerta “Bhatr” yang berarti pelindung.
Antara kata Dewa dan Bhatara sering pemakaiannya diartikan sama saja. Umpamanya Dewa Wisnu disebutkan juga Bhatara Wisnu karena beliau melindungi mahluk. Demikian juga Raja-Raja besar yang sudah wafat atau leluhur kita beri gelar Bhatara karena beliau itu melindungi kita”.
“Tetapi Gurunda, bagaimanakah kita bisa meyakinkan bahwa Sang Hyang Widhi itu ada”? Tanya sang sisya.

“Anakku, agama kita mengajarkan adanya tiga cara untuk mengetahui adanya Ida Sang Hyang Widhi (Tri Pramana) yaitu:

Gerhana Matahari
  1. Praktyasa Pramanayang artinya kita mengetahui bahwa Ida Sang Hyang Widhi itu ada berdasarkan pengelihatan secara langsung atas keberadaan beliau. Namun karena sifat manusia yang serba terbatas sedangkan Beliau adalah Maha Sempurna dan tak terbatas sehingga kita tidak mampu dengan mudah melihat Beliau. Sama seperti bintang di siang hari yang tidak mampu kita lihat karena cahaya matahari lebih terang daripada bintang, namun bukan berarti pada siang hari tidak ada bintang. Jika hati dan jiwa kita sudah bersih maka kita mungkin akan dapat Melihat Ida Sang Hyang Widhi. Pembersihan jiwa dan hati ini dapat dilakukan dengan menjalankan ajaran-ajaran suci yang telah dituangkan didalam pustaka-pustaka suci Weda.
  2. Anumana Pramana, yang artinya kita mengetahui bahwa Ida Sang Hyang Widhi ada dengan cara melakukan analisa, misalnya bahwa tentunya tidak akan ada alam semesta beserta isinya ini jika tidak ada yang menciptakannya, memeliharanya, dan melakukan regenerasi atas seluruh mahluk yang ada diatasnya, dan tentunya itu hanya bisa dilakukan oleh Kemahakuasaan Ida Sang Hyang Widhi.
  3. Agama Pramana, artinya mengetahui keberadaan Beliau karena diberitahukan oleh orang-orang suci yang tidak pernah berbohong, atau dengan mempelajari dan mempercayai isi pustaka suci kita.
 Tentunya sekarang anaknda dapat menyimpulkan sendiri pertanyaan yang tadi anaknda ajukan mengenai pencipta alam semesta ini”. Kata sang Rsi Kepada Sang Suyasa.
Sang Suyasa meresapi perkataan Gurunya kemudian berkata.
”Oh, Guru yang mulia, hamba sudah dapat menyimpulkan bahwa seluruh alam semesta beserta isinya adalah ciptaan Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Akan tetapi bagaimanakan alam semesta itu tercipta, mohon Guru dapat menjelaskan lebih lanjut”.
Sumber: Buku Upadeca Parisadha Hindu Dharma 1978
Artikel ini merupakan lanjutan dari Artikel "Widhi Tatwa" 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar