Ida Sang Hyang Widi Wasa adalah Ia yang Maha Kuasa sebagai Pencipta, Pemelihara dan Pemrelina segala yang ada di alam semesta ini.
Bunga Teratai Mekar dari Dalam Lumpur Sang Hyang Widhi adalah Maha Esa. Sebagaimana dikatakan dalam pustaka suci Weda
“Ekam Eva Adwityam Brahman” yang artinya “Hanya ada satu, tidak ada duanya Ida Sang Hyang Widi Itu”;
“Eko Narayanad Na Dwityo’sti Kascit” yang artinya “Hanya satu Tuhan sama sekali tidak ada duanya”;
Didalam lontar sutasoma disebutkan juga bahwa “Bhineka Tunggal Ika, Tan Hana Dharma Mangrwa” yang artinya “Berbeda-beda tetapi satu, tidak ada Dharma yang dua”;
juga dikatakan “Ekam Sat Wiprah Bahuda Wadanti” artinya “Hanya satu Sang Hyang Widi hanya orang bijaksana menyebutkan dengan banyak nama”.
Tentu anaknda heran, mengapa sampai disebut dengan banyak nama? Itu karena sifat-sifat Sang Hyang Widi yang maha Mulia, Maha Kuasa Maha Pengasih dan tiada terbatas sedangkan kekuatan manusia untuk menggambarkan Sang Hyang Widi sangat terbatas adanya. Para Maha Rsi kita hanya mampu memberi sebutan dengan banyak nama menurut fungsinya, dan yang paling utama adalah Tri Sakti yaitu Brahma, Wisnu dan Siwa.
Brahma adalah sebutan Sang Hyang Widi dalam fungsinya sebagai pencipta atau Utpatti;
Wisnu adalah sebutan Sang Hyang Widi dalam fungsinya sebagai pelindung, pemelihara dengan segala kasih sayangNya atau disebut dengan Sthiti;
Siwa adalah sebutan Sang Hyang Widi dalam fungsinya melebur/pralina dunia beserta isinya dan mengembalikan dalam peredarannya ke asal”.
“Maafkan Guruku, mengapa Tri sakti ini dikatakan yang paling Utama?”
“Anakku, Tri sakti itu adalah kekuatan mencipta, memelihara dan melebur semesta alam. Adakah yang lebih kuasa dari ketiga kekuatan ini? Tahukah anaknda siapa yang tidak dikuasai oleh ketiga hukum lahir, hidup dan mati ini? Siapakah yang hidup tetapi tidak akan mati? Jadi bukankah amat utama kekuatan Hyang Widi yang tiga ini? Adakah yang lebih kuasa daripadaNya”?
Pralina |
Sang
Suyasa terdiam dengan pertanyaan gurunya. Suasana ruangan sejenak hening. Sang
Rsi memberikan kesempatan kepada sang sisya untuk meresapi apa yang telah
disampaikannya. Sang
Suyasa kemudian mengangguk sebagai tanda mengerti.
Sang Rsi pun melanjutkan penjelasannya,
“Untuk dapat meresapkan kemahakuasaan Hyang Widhi ini anakku, maka Agama Hindu memberikan simbol pada kekuatanNya ini dalam ucapan aksara yaitu aksara suci OM. Kata OM adalah aksara suci untuk mewujudkan Sang Hyang Widhi dengan ketiga prabawanya yaitu:
Brahma, Hyang Widi dalam prabawanya maha pencipta disimbulkan dengan aksara A;
Wisnu, Hyang Widi dalam prabawanya maha pelindung disimbulkan dengan aksara U;
Siwa, Hyang Widi dalam prabawanya maha pelebur disimbulkan dengan aksara M;
Suara A, U, M ini ditunggalkan menjadi AUM atau OM”.
Sang
Suyasa terlihat kurang paham dan bertanya,
“Gurunda, maafkan kalau hamba merasa kurang jelas, apakah Sang Hyang Widhi itu sama dengan Dewa atau Bhatara”?
Sumber: Buku Upadeca Parisadha Hindu Dharma 1978
Artikel ini merupakan lanjutan dari Artikel yang berjudul "Tatwa/Filsafat"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar