Kerajaan
Hindu Budha apakah yang pertama kali ada di Asia Tenggara dan dimanakah letak
kerajaan-kerajaan tersebut? Marilah kita simak tulisan George Coedes Berikut
ini. Semoga bermanfaat.
Sebelum abad ke 5 Masehi, peninggalan-peninggalan arkeologi atau epigrafi di Nusantara sangat sedikit. Kebanyakan negeri yang diketahui sebelum abad itu hanyalah nama-nama yang disebutkan didalam karya Ptolemaeus, dalam teks Niddesa, dan terutama dalam karya-karya sejarah dinasti-dinasti China yang mendaftarkan nama utusan yang pernah datang ke negeri di laut selatan, namun lokasinya seringkali tidak pasti atau hanya kira-kira saja.
Patung China |
Negeri
paling tua yang disebutkan didalam Sejarah Dinasti Liang (502 – 556 M) adalah
negeri Lang-ya-hsiu yang didirikan “lebih dari 400 tahun yang lalu”; kerajaan
itu, yang bakal muncul kembali mulai abad ke 7 M dengan nama Lang-chia-shu,
Lang-ya-su-chia, dsb, adalah Langkasuka dalam sumber Melayu dan Jawa, yang
namanya masih dipakai sekarang untuk sebuah anak sungai di bagian hulu Sungai
Perak. Letaknya agaknya membentang di semenanjung, dan memiliki akses baik ke
Teluk Thailand di daerah Pattani, maupun ke Teluk Benggala, di Utara Kedah,
dengan demikian menguasai salah satu jalan transit lewat darat yang penting.
Tambralinga
di pantai Timur Semenanjung Tanah Melayu, antara Chaiya di Utara dan Pattani di
Selatan, berpusat di Ligor (Nakhon Si
Thammarat), tempat asal dari sebuah prasasti Sansekerta yang diperkitakan
paling lambat berasal dari abad ke 6 M. Disebutkan nama itu dalam teks mendasar
Agama Buddha berbahasa Pali (Niddesa) dengan bentuk “Tambalingam”, membuktikan
bahwa kerajaan itu sudah ada sekitar abad ke-2 M.
Sama
halnya dengan Takkola yang disebut dalam sebuah teks Buddhis yang lain, yaitu
Milindapanha: ada kesepakatan untuk menempatkan kota itu di Takua Pa, di pantai
Barat Tanah Genting Kra atau barangkali lebih ke Selatan. Adapun pelabuhan
yang namanya oleh sumber-sumber China ditranskripsi T’ou-Chu-li, dan
kadang-kadang diidentifikasi dengan Takkola, Paul Wheatley menunjukkan bahwa
nama itu sesungguhnya Chu-li dan sesuai dengan Koli dalam karya Ptolemaeus,
mungkin sekali di Kuala Sungai Kuantan. Di sanalah pada abad ke-3 M utusan yang
dikirim ke India oleh Fu-nan, akan naik Kapal.
Kerajaan
paling penting pada masa awal itu adalah kerajaan yang disebut oleh Bangsa
China sebagai Fu-Nan. Raja-raja pada kerajaan ini memakai gelar yang merupakan
ungkapan yang berarti “Raja Gunung”. Pusat kerajaannya terletak di sebelah
hilir dan di delta Sungai Mekong, namun wilayah pada masa kejayaannya mencakup
Selatan Vietnam, daerah Mekong Tengah, dan sebagaian besar lembah Sungai Menam
serta Semenanjung Tanah Melayu. Ibu kota kerajaannya pada suatu ketika bernama Vyadapura.
Relief Candi Borobudur |
Data-data
awal mengenai Fu-nan berasal dari sebuah kisah yang dicatat oleh utusan-utusan
China K’ang T’ai dan Bhu Ying yang mengunjungi negeri itu pada pertengahan abad
ke 3 M. Menurut mereka raja Fu-nan yang pertama agaknya seorang yang bernama
Hun-t’ien yang artinya Kaundinya, yang datang atau dari India, atau dari
Semenanjung Tanah Melayu, atau dari Nusantara.
Didalam
sejarah dinasti Chin, terdapat laporan mengenai penyerbuan-penyerbuan kerajaan
Lin Yi sekitar tahun 280 M. Kerajaan Lin Yi merupakan inti pertama negeri
Champa yang masuk sejarah pada akhir abad ke -2 M. Sumber-sumber China memang
menunjukkan saat pendiriannya sekitar tahun 192 M.
Dalam
sejarahnya, negeri Champa ternyata terbagi atas sejumlah provinsi yang
berbatasan alamiah mengikut dataran-dataran rendah sepanjang pesisirnya. Boleh
dikatakan bahwa tanah sucinya Champa adalah daerah yang sekarang disebut Quang
Nam, dengan situs-situs arkeologinya di Tra Kieu, My Son, dan Dong Duong. Arca
Buddha dari perunggu yang indah yang ditemukan di Dong Duong, merupakan
bukti kekunoan masuknya pengaruh India
ke daerah itu, yang secara kebetulan atau tidak bernama Amaravati.
Dari
sejarah, kita belajar masa lalu, merencanakan masa depan, pijakkan tindakan
saat ini. Semoga Damai Selalu didalam LindunganNya.
Sumber:
buku karya George Coedes “Asia Tenggara Masa Hindu Budha”
Artikel selanjutnya "Kerjaan Hindu Buddha di Nusantara abad ke 4 s.d. 7 M".
Artikel ini merupakan lanjutan dari artikel "Indianisasi di Kawasan Asia Tenggara"
Artikel ini merupakan lanjutan dari artikel "Indianisasi di Kawasan Asia Tenggara"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar