Sesungguhnya yang harus kita taklukkan didalam hidup ini adalah diri kita sendiri! Demikian kata ajaran Dharma. Bagaimanakah penjelasan atas hal tersebut? Mari kita simak bersama. Semoga bermanfaat.
Sang
Suyasa kurang begitu paham mengenai musuh yang dimaksud Sang Guru, kemudian ia menanyakan hal tersebut.
“Baiklah anakku, perlu anaknda ketahui bahwa sesungguhnya jauh lebih berarti jika kita mengetahui dan dapat menaklukkan musuh-musuh yang ada didalam hati kita sendiri dari pada mengetahui serta dapat menaklukkan musuh-musuh yang datangnya dari luar diri kita karena sesungguhnya jauh lebih sukar menaklukkan musuh-musuh didalam diri sendiri.
Siapakah sebenarnya musuh kita? Musuh didalam diri kita itu bermacam-macam anakku. Ada yang dinamakan Sadripu, Sadatatayi, dan ada yang disebut dengan Sapta Timira.
- Kama atau nafsu;
- Lobha atau Kelobaan;
- Kroda atau Kemarahan;
- Mada atau kemabukan;
- Moha atau kebingungan; dan
- Matsarya atau iri hati.
Sadatatayi adalah enam pembunuhan kejam (sad = enam; atatayi = tiran atau pembunuh kejam) yaitu:
- Agnida artinya membakar milik orang lain;
- Wisada artinya meracun;
- Atharwa artinya melakukan ilmu hitam (sihir);
- Sastraghna artinya mengamuk;
- Dratikrama artinya memperkosa;
- Rajapisuna artinya memfitnah.
Sapta Timira yaitu tujuh macam kegelapan atau kemabukan (sapta=tujuh, timira = kegelapan) yaitu:
- Surupa, artinya mabuk akan kecantikan atau ketampanan;
- Dhana, artinya mabuk akan kekayaan,
- Guna, artinya mabuk karena kepandaian;
- Kulina, artinya mabuk karena keturunan atau kebangsawanan;
- Yowana, artinya mabuk karena keremajaan atau masa muda;
- Sura, artinya mabuk akan minuman keras;
- Kasuran, artinya mabuk akan kemenangan.
Inilah anakku antara lain musuh-musuh yang ada didalam diri kita”.
![]() |
Binatang Berkelahi |
Setelah
mendengar penjelasan gurunya, sang Suyasa ketakutan dan berkata.
“Setelah mengetahui musuh-musuh itu, diri hamba merasa takut Gurunda. Karena demikian sulit tampaknya untuk ditaklukkan dan demikian dekat musuh itu dengan kita. Tuntunlah hamba Gurunda, ajarkanlah pada hamba senjata yang dapat digunakan untuk melawan musuh-musuh itu”.
“Jangan gelisah anakku, tenangkan hati, pusatkan pikiran dan dengarkanlah. Akan Guru terangkan apa yang dapat digunakan untuk memerangi musuh-musuh tersebut, dan ini juga disesuaikan dengan kemampuan masing-masing”.
sumber: Buku Upadeca Parisadha Hindu Dharma 1978
Artikel ini merupakan lanjutan dari Artikel "Catur Asrama dan Catur Warna"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar